Aku hanya suka bila kau pandangi
Dengan mata dengan rasa
Bila kau ajak ku bermimpi lelap
Aku pasti bermimpi lelap
Tapi dalam kaca, meski begitu
Aku bukan boneka
Aku hanya gadis dalam kaca
Dengan jiwa yang melayang
Juga rasa yang terbang..
zie/06sep09/12.06am
Gadis dalam kaca
Diposting oleh
warna warna hati
di
22.57
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Label:
Puisi
merdeka kah??
merdekaku, merdekamu?
tak ada yang merdeka
karena tikus masih saja
menggrogoti atap rumah kita
dan kecoa tetap saja
menyumbat saluran kamar mandi
racun yang kau pilih
malah membuat tikustikus gemuk
serta semua jebakan yang
kau buat, justru membuat
kecoakecoa kegirangan
memainkan semua jebakanmu
serupa game komputer
lantas,,merdeka kah ??
zie.170809/09.10am
tak ada yang merdeka
karena tikus masih saja
menggrogoti atap rumah kita
dan kecoa tetap saja
menyumbat saluran kamar mandi
racun yang kau pilih
malah membuat tikustikus gemuk
serta semua jebakan yang
kau buat, justru membuat
kecoakecoa kegirangan
memainkan semua jebakanmu
serupa game komputer
lantas,,merdeka kah ??
zie.170809/09.10am
Diposting oleh
warna warna hati
di
22.02
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Label:
Puisi
wanita bulan
mungkin hanya pada pekat malam
ritual pertemuan kita berlangsung
dan juga hanya pada selimut gulita
wajahmu terlihat anggun bersinar
tak ada katakata yang kau ucap
hanya isyarah angin laut juga gema halilintar
dan sering kali, aku tak mengerti petunjukmu
yang aku tau;
"kau tak selalu hadir meski kau memang ada"
dan juga hanya pada selimut gulita
wajahmu terlihat anggun bersinar
tak ada katakata yang kau ucap
hanya isyarah angin laut juga gema halilintar
dan sering kali, aku tak mengerti petunjukmu
yang aku tau;
"kau tak selalu hadir meski kau memang ada"
Diposting oleh
warna warna hati
di
22.29
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Label:
Puisi
lelaki kejora
Tempatmu dimana?
di awankah?
dengan kabut,dengan mendung
di lautkah?
dengan ombak,juga buih
di kalikah?
dengan riak air,serta ikanikan
di gunungkah?
dengan pohonpohon yang dibalut sunyi
atau di hutankah?
dengan aungan srigala,juga gelap yang menyelimuti
mungkin memang kau tak pernah ada??
lantas,kejora dihatiku
mengapa hilang??
di awankah?
dengan kabut,dengan mendung
di lautkah?
dengan ombak,juga buih
di kalikah?
dengan riak air,serta ikanikan
di gunungkah?
dengan pohonpohon yang dibalut sunyi
atau di hutankah?
dengan aungan srigala,juga gelap yang menyelimuti
mungkin memang kau tak pernah ada??
lantas,kejora dihatiku
mengapa hilang??
Diposting oleh
warna warna hati
di
20.54
3
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Label:
Puisi
Di Kursi Merah
Saat pagi..
Seperti yang selalu kau katakan padaku:
"aku pergi sayang,mencari mutiara pagi untukmu"
Aku hanya bisa diam melihat perbekalan yang seakan membebani pundakmu..
Dan seperti biasa senyummu membuat ak percaya,
Bahwa nanti kau pasti datang
Saat langit mulai merah
Aku sudah menunggumu
di kursi warna merah hati dengan hati yang merah yang menanti cinta merahmu..
Zie/27mei09/9.57pm
Seperti yang selalu kau katakan padaku:
"aku pergi sayang,mencari mutiara pagi untukmu"
Aku hanya bisa diam melihat perbekalan yang seakan membebani pundakmu..
Dan seperti biasa senyummu membuat ak percaya,
Bahwa nanti kau pasti datang
Saat langit mulai merah
Aku sudah menunggumu
di kursi warna merah hati dengan hati yang merah yang menanti cinta merahmu..
Zie/27mei09/9.57pm
Diposting oleh
warna warna hati
di
18.46
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Label:
Puisi
Stasiun Mimpi
Keretaku pasti datang
Bukan pada stasiun mimpi
Karena lelap semalam tak bermakna
Sengaja aku titipkan hati
Di peron,di rak-rak penitipan
Karena aku mengerti
Kau pasti mengambilnya,
nanti saat senja dan membawanya dengan keretaku
Dan pasti, bukan pada stasiun mimpi kita terhenti..
Zie/260509/10.17pm
Bukan pada stasiun mimpi
Karena lelap semalam tak bermakna
Sengaja aku titipkan hati
Di peron,di rak-rak penitipan
Karena aku mengerti
Kau pasti mengambilnya,
nanti saat senja dan membawanya dengan keretaku
Dan pasti, bukan pada stasiun mimpi kita terhenti..
Zie/260509/10.17pm
Diposting oleh
warna warna hati
di
08.03
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Gadis Pelangi
Ia adalah merah
Sebuah harapan yang tak pernah padam
Meski kadang tersungkur pada takdir
Ia adalah kuning
Cahaya pada asa juga mimpi yang dicipta
Meski redup dan terbias pada pekat
Ia adalah hijau
Kesejukan di hutan jiwa namun memberi hening panjang
Ia di biru
Yang selalu tampak damai
Dengan senyum dengan hati
Yang tersimpan rapuh yg ringkih
Sebuah harapan yang tak pernah padam
Meski kadang tersungkur pada takdir
Ia adalah kuning
Cahaya pada asa juga mimpi yang dicipta
Meski redup dan terbias pada pekat
Ia adalah hijau
Kesejukan di hutan jiwa namun memberi hening panjang
Ia di biru
Yang selalu tampak damai
Dengan senyum dengan hati
Yang tersimpan rapuh yg ringkih
Diposting oleh
warna warna hati
di
21.18
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
namaku awan
awan..
namaku awan
seperti namaku,
aku mempunyai tiga warna;
putih
biru
hitam
kau tak perlu bingung
semua akan tampak jelas
saat aku marah, sedih pun gundahku
saat aku bertandang di pagar rumahmu
tak perlu kau sajikan senyuman
cukup tatap mata yang slalu saja ku rindu
gurat senyummu getir
aku tak suka
sedang tatap matamu
slalu saja seperti itu
seakan menyimpan sejuta epilog rindu
namaku awan
seperti namaku,
aku mempunyai tiga warna;
putih
biru
hitam
kau tak perlu bingung
semua akan tampak jelas
saat aku marah, sedih pun gundahku
saat aku bertandang di pagar rumahmu
tak perlu kau sajikan senyuman
cukup tatap mata yang slalu saja ku rindu
gurat senyummu getir
aku tak suka
sedang tatap matamu
slalu saja seperti itu
seakan menyimpan sejuta epilog rindu
Diposting oleh
warna warna hati
di
09.35
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
rasaku
Semalam…
Aku bertemu tatapmu
Desiran darah masih terasa,dan
Gejolak ini masih utuh
Semalam…
Aku mencoba mengeja kembali
Serpihan jiwamu dihatiku
Kosong…
Hampa…
Semua tak lagi kutemukan
Namamu diruang diamku
Rasaku yang beku kini mencair,
Meresap hingga lenyap..
Hanya satu kata yang masih terselip;
Aku bertemu tatapmu
Desiran darah masih terasa,dan
Gejolak ini masih utuh
Semalam…
Aku mencoba mengeja kembali
Serpihan jiwamu dihatiku
Kosong…
Hampa…
Semua tak lagi kutemukan
Namamu diruang diamku
Rasaku yang beku kini mencair,
Meresap hingga lenyap..
Hanya satu kata yang masih terselip;
Rinduku
zie.190209/9.23am
Diposting oleh
warna warna hati
di
21.15
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
topeng
topeng-topeng ini..
kian hari kian terbuka
tak usahlah aku memaksa
karena semua terpaksa kau buka
...mungkin
tingkah tak akan tercipta
bila dalam jiwamu semuanya tak ada
dendam tak akan meraja
bila rasa di hati tak membuncah..
zie.200209/11.39pm
kian hari kian terbuka
tak usahlah aku memaksa
karena semua terpaksa kau buka
...mungkin
tingkah tak akan tercipta
bila dalam jiwamu semuanya tak ada
dendam tak akan meraja
bila rasa di hati tak membuncah..
zie.200209/11.39pm
Diposting oleh
warna warna hati
di
20.44
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
di ruang makan
aku bukan piring
di atasnya selalu tersaji kelezatan
untuk perut laparmu
aku bukan sendok
mampu menyuapi makanan
dalam mulut basimu
aku hanya garpu
bisa kau gunakan
untuk melukai mulut basi,
lidah kotormu
saat kau 'lalai menganga'
di atasnya selalu tersaji kelezatan
untuk perut laparmu
aku bukan sendok
mampu menyuapi makanan
dalam mulut basimu
aku hanya garpu
bisa kau gunakan
untuk melukai mulut basi,
lidah kotormu
saat kau 'lalai menganga'
zie.250309/16.08
Diposting oleh
warna warna hati
di
20.23
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
kekasih sepi
Jika raja hutan berparas tegas,
lekukan kuda putih gagah,
Serta gemulai gerak kepak elang,
tak lagi menarik jiwa..
Karena jiwa bergejolak dan
gemuruh ombak menjadi irama
Ya, kini jiwa sibuk bercumbu dengan sepi
Yang sengaja dicipta tanpa duka, tanpa dosa
Dan persetubuhan dengan sunyi
Acapkali berasa nikmat dengan birahi,
dengan buta,,
menggigil..
110209/5.09pm
lekukan kuda putih gagah,
Serta gemulai gerak kepak elang,
tak lagi menarik jiwa..
Karena jiwa bergejolak dan
gemuruh ombak menjadi irama
Ya, kini jiwa sibuk bercumbu dengan sepi
Yang sengaja dicipta tanpa duka, tanpa dosa
Dan persetubuhan dengan sunyi
Acapkali berasa nikmat dengan birahi,
dengan buta,,
menggigil..
110209/5.09pm
Diposting oleh
warna warna hati
di
20.17
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
jalan terang
perjalanan yang kita pilih
melewati banyak haru, katamu
hingga jejak kakimu jauh menjauh
tak terlihat lagi
kamu bukan tersesat, sayang
kamu hanya memilih jalan terang
kerlipan lampu neon, kau suka
seperti dalam mimpimu,
ingin kau gapai cepat
dan selalu saja ku katakan;
"jangan menapaki jalan terang
Bila kau masih telanjang"
melewati banyak haru, katamu
hingga jejak kakimu jauh menjauh
tak terlihat lagi
kamu bukan tersesat, sayang
kamu hanya memilih jalan terang
kerlipan lampu neon, kau suka
seperti dalam mimpimu,
ingin kau gapai cepat
dan selalu saja ku katakan;
"jangan menapaki jalan terang
Bila kau masih telanjang"
Diposting oleh
warna warna hati
di
05.28
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook